23 Juli 2011 Pukul 00.01 WiK (Waktu Istirahat Kossan)

@Kossan> Malam itu tak biasa…..sebetulnya tidak ada yang aneh. Hanya saja keadaan kossan  lebih sepi dari seperti biasanya. Hujan deras semarak terjun bebas ke bumi mengumbar tawar. Hiburan tersendiri dimalam hari. Terlebih saya sangat suka hujan. Hujan deras. Suaranya cukup memberi ritme dalam kekhusyuan. Namun, hujan kali ini jengah….entahlah tak seperti biasanya. Hawanya beda tapi tak mengerti…tak terindera bedanya.

Seperti biasa, malam ini ngobrol ringan dengan teteh kossan yang baru pulang kerja. Memang setiap hari biasa seperti ini. Jelang maghrib beliau pulang dari tempat kerja dan selalu singgah pertama kali ke kamar saya dengan oleh2 cerita dikantor yang dibawa untuk dibagi.  Pas banget sahabat saya dateng menginap. Klop lah bertiga “bertumpuk” dikamar saya.

Tak tau ide darimana akhirnya kita menginap bertiga dikamar. Area kamar saya berada dipojok dan paling ujung sebelah kanan dari tangga masuk. Sementara sebagian area kamar lain berada di sebelah kiri tangga dan di  lantai bawah. Dilantai atas terdapat delapan kamar dan satu-satunya kamar yang berpenghuni adalah empat kamar di area saya sementara di area kiri kebanyakan ditinggal penghuni mudik karena lagi musim liburan.

Hawa aneh sebenernya udah mulai kerasa pas ngangkutin kasur dari kamar si teteh yang letaknya diujung juga namun di area kiri ke kamar saya di area kanan. Hujan deras, mencekam, dingin, menusuk, dag-dig-dug gak karuan padahal itu masih berada pada jam ba’da isya. sekitar jam setengah sembilan-an kurang. Sungguh tak lazim. Menyepi…….(Aih……..”aku tak suka sendiri, aku tak suka sepi, aku tak suka sunyi-senyap-mencekam, aku tak suka gelap, aku tak suka hawa begini”)……. Continue reading “23 Juli 2011 Pukul 00.01 WiK (Waktu Istirahat Kossan)”

Kita Yang Tak Sabar dengan Kesabaran

bukan tak sabar, hanya tak ingin menanti

Karena berani memutuskan adalah juga kesabaran

Karena terkadang penantian

membuka pintu-pintu syaitan

(Salim.A.Fillah, Jalan Cinta Para Pejuang)

Kesabaran adalah perjuangan yang sesungguhnya……..Mungkin ini lah jawaban yang membuat kita resah, gelisah dan susah beberapa bulan, minggu dan hari-hari belakangan ini. Yang sedikit banyak menyita perhatian kita. Saat ujian dari manusia telah melenyapkan pikiran kita. Saat lembaran-lembaran kertas itu berubah menjadi Tuhan dan membuat kita menaruh takdir padanya. Bahkan untuk berprasangka lebih adil pun hati tak mampu, padat! tak memiliki tempat. Antara iman dan logika sulit berkompromi, siap menabuh genderang perang. Yang tadinya merapat bersahabat kini kian jauh menjadi musuh. Kita tak pernah tau, padahal tinggal sedikit saja. Sedikit menunggu…..sedikit bersabar……sedikit lagi………pasti akan ada jawabaNya atas pertanyaan-pertanyaan kita. Continue reading “Kita Yang Tak Sabar dengan Kesabaran”

Cermin itu Bernama “LISAN”

Tadinya pengen nyari blognya ibu Wirianingsih (Ibu Para Bintang Al Qur’an)…..dicari-cari….eh, malah dapet link ke tulisan ini. Mau diabaikan….tapi setelah dibaca-baca banyak ibroh yang bisa diambil.

Rasulullah Saw bersabda dalam hadits dari Sahl bin Sa’d: “Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang berada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan) maka aku akan menjamin baginya al-jannah (surga).” (HR. Al-Bukhari

Tulisan ini hanya untuk share bagaimana menyikapi suatu hal. Bukan bermaksud untuk memprovokasi, akan tetapi menjadi bahan perenungan bahwa berhati-hatilah dengan lidah dan sikap. Belajar dari seorang publik figur yang saya sangat sukai program acara televisinya. Mudah-mudahan dapat pelajaran dari kisah ini.

Kopasus (Copy, Paste, Susun) dari: blog ibu Tatty Elmir (www.tattyelmir.wordpress.com)

“Mengapa Kami Harus Bertepuk Tangan Untuk Berita Yang Kami Tangisi ?”.

KISAH DI BALIK INSIDEN KELUARNYA DEWI MOTIK DAN DIUSIRNYA SAYA  OLEH ANDY F NOYA DALAM KICK ANDY DI  METRO TV Continue reading “Cermin itu Bernama “LISAN””

I Didn’t Mean to…….//2

Kejadian ini udah terlewat beberapa minggu yang lalu. Tapi tetep uptodate kok untuk dibahas. Karena tiap sudut kehidupan kita banyak hikmah yang tersempil didalamnya 🙂

Sangat lucu pada awalnya. Tragedi tengah malem yang baru ketauan pagi harinya. Itu pun baru sadar setelah dapet ceritaan sahabat yang nginep pas bangun keesokan harinya.

Gempar!

Tengah malem itu gempar penghuni kossan. Saya gak ngeh karena saya udah hanyut duluan dengan mimpi saya. Malem itu adik koss saya pulang tengah malem karena ada rapat besar organisasi yang diikutinya. tentunya gak sendirian, karena sahabat saya juga ikut serta dengan agenda yang sama dengannya.

Sepasang selop cokelatnya “hilang” dari rak sepatu yang terletak didepan kamar koss kami yang berhadapan. Ia menangis dengan paniknya. Karena sepasang selop itu adalah hadiah pemberian abangnya. Tengah malam itu ia benar-benar menangis. Hingga beberapa teman di kamar yang telah terlelap sayup-sayup mendengar dan menyimpulkan ada “tante kunti” yang sedang menangis….hihihihi 😀 (wedew….) Continue reading “I Didn’t Mean to…….//2”